Pekerjaan studio akhir minggu ini cukup menyenangkan. Pekerjaannya adalah jalan-jalan. Kebetulan ada rekanan yang minta tolong untuk didesainkan tempat berdoa di batas barat Yogyakarta. Selepas meninjau lokasi , kamipun diajaknya melihat beberapa referensi yang sama sebagai acuan dalam desain. Kebetulan beberapa referensi ini lokasinya tidak begitu jauh dari site.
Lokasi pertama adalah Sendangsono, saat masih menjadi mahasiswa saya pernah kesini sebelumnya. Sendangsono adalah tempat ziarah Goa Maria yang terletak di Desa Banjaroyo, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta. Gua Maria Sendangsono dikelola oleh Paroki St. Maria Lourdes di Promasan, barat laut Yogyakarta. Dibangun secara bertahap sejak tahun 1974, hanya dengan mengandalkan sumbangan umat. Budayawan dan rohaniawan, YB Mangunwijaya yang memberi sentuhan arsitekturnya. Sejak pertama ke sini ada 1 bangunan yang menarik perhatian saya yaitu Bangunan kapel 12 Rasul. Disebut kapel 12 Rasul karena bentuk atapnya. Setiap tiang penyangga, menyangga sebuah atap. Atap ini terbagi menjadi 4 buah atap lagi. Sehingga jika dihitung, terdapat 12 atap. Sejak dibuat, kapel ini sudah mengalami beberapa kali renovasi. Dahulu, tiang penyangganya adalah kayu. Sekarang tiang penyangganya sudah diganti dengan cor beton. Saking unik bangunannya rasanya sayang jika tidak diabadikan via buku sketsa, kebetulan saya hanya membawa tetrapen, yaitu satu pulpen dengan 4 warna yang berbeda didalamnya.
Di Lokasi yang ke dua adalah Wisma Salam, masih karya budayawan YB Mangunwijaya. sebuah Youth Center di lingkungan gereja St Theresia Salam. Letaknya di pinggir sungai Krasak, perbatasan utara provisi Jateng dan Jogja. Dirancang dan dibangun dari tahun 1971 sampai 1978. Bangunan utamanya cukup unik, dengan dinding seperti sisik ular terbuat dari kalsiboard dengan rangka utama bangunannya menggunakan rangka kayu. Warna-warna bangunannya pun ceria, sangat Pop, mencerminkan fungsinya yang berupa youth center. Saat istirahat di area Kantin dekat ruang berdoa kesempatan meng-capture-sebagian fasade wisma salam pun tidak disia-siakan. Masih dengan tetrapen dan buku sketsa A5 yang selalu saya bawa dalam tas.
Sendangsono & Wisma Salam
Tetrapen di buku Sketsa A5
No comments:
Post a Comment