Saturday, March 9, 2013

Sketsa Solo, Prolog


Setelah lama tertunda akhirnya baru hari ini saya bisa memulai sebuah proyek kecil yang sejak lama saya pikirkan. Sebuah proyek, mendokumentasikan isi kota Surakarta melalui sketsa, khususnya mengenai bangunan cagar budaya. Di Surakarta sendiri memiliki banyak sekali bangunan cagar budaya, mulai dari Peninggalan Keraton, peninggalan Belanda, rumah-rumah sodagar lama, bangunan publik serta beberapa bangunan industri. Saya sangat beruntung ketika sahabat saya, mas Tri Suryo, bersedia memberikan daftar bangunan kuno dan kawasan bersejarah di Kota Surakarta, yang diduga sebagai cagar budaya (UU no.11 tahun 2010 | cagar Budaya) . Artinya saya tidak perlu repot-repot melakukan pendataan pada masing2 obyek cagar budaya. Dalam diskusi kecil yang kami lakukan, ada niatan mendalam menciptakan kesadaran menjaga cagar budaya melalui apapun (dalam hal ini melalui sketsa). Kebetulan ms Suryo bekerja dibidang yang sejalan di Dinas Tata Kota Surakarta.  Maklum kami cukup kuatir, melihat perkembangan ekonomi dan wisata yang terlalu pesat di kota ini. Mudah dilihat hotel-hotel baru di sepanjang Jl Slamet riyadi tumbuh dengan capatnya, yang kebanyakan berpotensi merubah uniknya wajah Kota Solo. Bahkan di salah satu kawasan cagar budaya, kampung Laweyan,  ada yang kedapatan cukup sembrono membuat kawasan pertokoan bergaya "kerukorukoan" yang berwajah cukup njegleg dengan kanan-kirinya. Baca Solo kota cagar budaya yang di rukokan.

Saya tidak mungkin bicara muluk-muluk, melestarikan bangunan cagar budaya dengan mengumpulkan sketsa, bagaimana jadinya?. Rasanya memerlukan banyak benang merah untuk menyambungnya menjadi sebuah jawaban, bahkan yang terpenting adalah kata "caranya?". Karena jalan untuk melestarikan cagar budaya sangat banyak, juga dibutuhkan kesadaran masyarakat luas untuk memilikinya. Yah, Lagi-lagi ini hanya sebuah proyek kecil, tanpa target, juga nonprovit pastinya.
Jika anda tanya pada saya kenapa harus Sketsa? saya hanya bisa jawab karena ini hobby saya, dan hobby saya tidak banyak. Kenapa mesti Bangunan cagar budaya? kebetulan latar belakang saya tentang rancang bangun dan saya tertarik akan sejarah. Kenapa Surakarta? ini hanya sebuah timbal balik (ekspresi) seorang warga untuk kotanya.

Proyek kecil ini sangat terbuka untuk siapapun warga Surakarta yang memiliki hobby sama dengan saya dengan latar belakang apapun dan berminat untuk menjadi volunteer sketcher tentunya. Dan saya akan senang sekali merubah status "proyek kecil saya" menjadi "proyek kecil kita bersama".

Salam,
Yopie

No comments:

Post a Comment