Bandung, 15 November 2012
Kesalahan dalam memilih jadwal kereta untuk pulang ke Solo memaksa saya terdampar seharian di kota Bandung. Waktu 12 jam dari jadwal kereta berangkat, akhirnya saya manfaatkan untuk mengunjungi sebuah bangunan "asing" yang sejak lama saya kagumi. Tentunya dengan niatan meng-capture-nya untuk menambah koleksi buku sketsa saya. Villa Isola, di bangun tahun 1933 rancangan Wolff Schoemaker, arsitek Belanda. Lokasinya di Bandung bagian utara.
Sesampai disana, perasaan grogi perlahan menggerogoti tangan saya. Kekaguman pada bangunan ini kian terasa ketika berhadapan langsung . Aura bentuk dan kemegahannya membuat saya kikuk. Dijamannya bangunan ini menggunakan teknologi membangun yang canggih, terselesaikan hanya dalam waktu 6 bulan saja. Sebuah kecanggihan, dimana bentuk massanya yang melengkung sangat rumit. Dengan segala kebesaranya memaksa, saya harus 2 kali ganti kertas karena sering salah membaca proporsinya. Ditambah gerimis yang mengguyur Bandung sejak pagi, membuat saya semakin kurang fokus. Alhasil sebuah goresan yang terlihat kikuk dan cukup kaku pun tersaji.
Villa Issola*
Tinta Bekas Printer, Marker + Cat Air, di Kertas A4
* Villa Isola (now Bumi Siliwangi) is an art-deco building in the northern part of Bandung, the capital of West Java province of Indonesia. Overlooking the valley with the view of the city, Villa Isola was completed in 1933 by the Dutch architect Wolff Schoemaker for the Dutch media tycoon Dominique William Berretty, the founder of the Aneta press-agency in the Dutch East Indies. The original purpose of the building was for Berretty's private house, but then it was transformed into a hotel after his death and now it serves as the headmastership office of the University of Education Indonesia.
(source: wikipedia)
No comments:
Post a Comment